Jumat, 29 Oktober 2010

BAB VI Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat

Massa dan Ciri - Cirinya

Tidak asing kita mendengar kata Massa dalam telinga kita. Contoh kasus yakni, Informasi melalui Media Massa, Pejabat itu mendapat dukungan dari massa nya, untuk berdemonstrasi diperlukan massa sebanyak-banyaknya.
melalui contoh diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud massa disini adalah Individu - individu yang berkumpul dan membentuk suatu kesatuan dengan tujuan tertentu yang seragam. Tentunya tidak mudah untuk mengontrol massa, karena berpotensi besar menimbulkan suatu masalah / konflik dalam massa itu sendiri seperti pergolakan dalam tubuh masa itu sendiri, ketidak sukaan bahkan ketidakpercaayaan oleh karena kurangnya transparasi di massa tersebut.

hubungan massa dengan Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat yakni tidak mungkin kan, dalam suatu massa terdapat status yag sama? tentu ada penggolongan (stratifikasi) antar suatu individu dengan individu lainnya. berbicara tentang stratifikasi tentunya berkaitan erat dengan Status.


Ciri - ciri masa menurut hasil kesimpulan saya atas pemaparan diatas adalah :
  • Merupakan suatu kumpulan dari individu - individu
  • Mempunyai suatu tujuan tertentu yang sama
  • Berpotensi menimbulkan konflik



STUDI KASUS

Kemiskinan Sebagai Isu Global


Masalah kemiskinan dewasa ini bukan saja menjadi persoalan bangsa Indonesia. Kemiskinan telah menjadi isu global dimana setiap negara merasa berkepentingan untuk membahas kemiskinan, terlepas apakah itu negara berkembang maupun sedang berkembang.

Tokoh yang dianggap bapak ilmu ekonomi modern, Adam Smith pada saat meluncurkan buku babonnya An Inquiry into The Wealth of Nations tahun 1776 menyebut bahwa, “Tidak ada masyarakat yang benar-benar bisa berkembang dan senang apabila kebanyakan diantaranya miskin dan tidak bahagia?. Tokoh ekonomi pembangunan Todaro dalam buku Economic Development (2003), menyebutkan bahwa kemiskinan dan kesenjangan merupakan permasalahan utama pembangunan. Tokoh sosial lainnya Juan Somavia dalam United Nations World Summit for Social Development, tahun 1995 menyatakan bahwa persoalan yang tidak akan pernah selesai di abad 21 ini adalah bagaimana mengurangi kemiskinan.

Negara sedang berkembang di sebagian wilayah Asia dan Afrika, sangat berurusan dengan agenda pengentasan kemiskinan. Sebagian besar rakyat di kawasan ini masih menyandang kemiskinan. Sementara bagi negara maju, mereka pun sangat tertarik membahas kemiskinan. Ketertarikan itu karena kemiskinan di negara berkembang berdampak pada stabilitas ekonomi dan politik mereka.

Pada akhirnya kemiskinan menjadi “urusan? semua bangsa dan menjadi “musuh utama? (common enemy) umat manusia di dunia. Konsekuensinya kemiskinan dibahas semakin meluas intensif dan berkesinambungan dimanapun dan oleh siapapun.

Menurut laporan Human Development Report tahun 2005, jumlah penduduk miskin terbesar di Asia Tenggara adalah di Indonesia, yaitu sebesar 38,7 juta orang diikuti oleh Vietnam (17,38), Kamboja (13,01), dan Myanmar (10,84). Tingginya tingkat kemiskinan Indonesia, membuat negara ini memiliki kualitas sumber daya manusia (SDM) yang masih rendah. Dari data Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index/HDI), Indonesia menempati urutan 110, lebih rendah dibanding negara di Asia Tenggara lainnya seperti Singapura (25), Brunei (33), Malaysia (61), Thailand (73), dan Filipina (84).

http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=216&Itemid=76

Berbicara kemiskinan berbicara GNP (Gross National Product) yang adalah salah satu tolak ukur dari berbagai hal dipandang untuk menentukan apakah Negara tersebut termasuk ke Negara Maju, Negara Berkembang, Negara Sedang Berkembang. Bagaimana GNP bisa melaju dan meningkat, apabila tidak didorong oleh berbagai factor yang juga salah satu kesiapan dan kemantapan Sumber Daya Manusia. Serta kualitas administrasi birokrasi pemerintahan yang jujur adil transparan. Dapat dibayangkan suatu Negara sedang berkembang namun terhambat oleh karena pemerintahan yang cenderung korupsi. Bagaimana bisa perkembana tersebut melonjak. Begitu juga dengan SDM, bagaimana suatu Negara bisa dikatakan berkembang dan maju apabila Sumber Daya Manusia nya belum mampu menghasilkan apa -apa.

Rabu, 20 Oktober 2010

PTSI C

Diskusikan

1. Sebutkan komponen Sistem komputerm, gambarkan dan ceritakan skema sistim komputer!
2. Sebutkan apa yang dimaksud dengan : Data
Informasi
Sistem Informasi
dan sebutkan komponen SI, dan mengapa SI diperlukan di :
- Universitas
- Laboratorium Kedokteran
- Departemen Pertahanan
3. Sebutkan device - device yang ada pada alat pemrosesan dan ceritakan apa peranan device
tersebut dalam pengertian Sistem Komputer!
4. Apa yang dimaksud dengan masyarakat Informasi?
5. Bagaimana menurut anda perkembangan ICT sekarang ini?

JAWAB :

1. Komponennya Sistem Komputer
Alat pemroses, Processor, yang merupakan otak dari komputer, salah satu pemegang peranan penting dalam komponen Sistem Komputer. Pusat pengendalian komputer ada, berjalan dan dilakukan disini.

Input / Output Device
Bagaimana bisa data diolah tanpa adanya data tersebut dimasukan dalam alat pemroses, disinilah Input Device berperan. memasukan data secara langsung / tidak langsung. Setelah itu Output Devicelah yang berperan mengeluarkan suatu hasil baik itu berupa fisik atau tidak.
Serta sebuah penghubung yang bisa menyatukan komponen - komponen ini.

Data dimasukan melalui perangkat input kemudian diolah dalam pemrosesan dengan alat pemroses (umumnya cpu) serta data disimpan ke dalam memory utama untuk mencegah hal - hal yang tidak diinginkan serta supaya data bisa di-retrive (diambil untuk diolah kembali) sewaktu-waktu. barulah data keluar melalui tampilan pada media Outpu atau bisa juga data tercetak pada sebuah mesin output cetak.


2. Data adalah Kejadian nyata yang belum memiliki makna yang terdefinisikan dari bentuk fisik, angka, huruf, symbol, tabel, gambar, diagram dan lain sebaginya

Informasi adalah : Data yang telah siap diolah (sudah merupakan suatu bentuk penting, lebih berguna) dan siap untuk diberikan / disebarkan kepada para pengguna / pencari yang membutuhkannya. dan diyakini sebagai suatu hasil penyimpulan yang benar.

Sistem Informasi adalah Sekumpulan komponen (suatu kesatuan data olahan) yang mempersatukan sub - sub sistem yang saling melengkapi guna mencapai tujuan yang spesifik dengan menganalisa, memproses, mengumpulkan, menyebarkan informasi kepada pihak yang membutuhkan dan mencari.


Komponen Sistem Informasi
1. Komponen Input, Input mewakili data yang akan dimasukan dan yang akan diolah
2. Komponen Model, terbagi atas kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang
memproses data yang tersimpan di basisdata
3. Komponen Output, Hasil keluaran yang diinginkan, berguna, berdasarkan fakta dari data
setelah melalui tahapan pemrosesan.
4. Komponen basis data, Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan
informasi lebih lanjut.
5, Komponen Tekhnologi, Berbicara Tekhnologi berbicara alat, merupakan alat yang dipakai
entah itu untuk proses input / output. untuk memasukan input, menyimpan dan mengakses
data, menghasilkan dan menyebarkan output, dan membantu pengendalian sistem.
6. Komponen Software, berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan
memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi.
7. Komponen Kontrol, guna mengatasi hal - hal yang dapat merusak sistem,atau menanggulangi
masalah pada sistem

Mengapa perlu SI dalam :
Universitas, guna mendefinisikan misi dan visi tujuan dari Universitas serta mengolah data - data seperti urusan akademik, administrasi yang tidak dapat dipungkiri memerlukan satuan sistem yang kompleks berupa Sistem Informasi.

Laboratorium, guna menganalisa data dengan tepat guna sehingga menghasilkan data yang valid dan dapat dibuktikan.

Departemen Pertahanan, guna mendapat informasi yang dapat dipercaya dalam arti mampu mebantu melindungi dan mempertahankan negara melalui informasi informsai. Melihat Sejauh mana kemampuan negara tersebut bertahan, bagaimana mengatasinya, diperlukan Sistem Informasi




3. Central Unit (CU)
Berperan sangat dalam mengendalikan alat Input / Output, mengirim instruksi (command) aritmatika ke ALU, mengambil instruksi dari main memory, menyimpan hasil proses ke main memory.

Arithmatic Logical Unit
ALU berperan dalam proses yang berhubungan dengan hitung - menghitung. serta melakukan pengambilan keputusan dari operasi logika sesuai dengan instruksi program

Main Memory
Merupakan tempat penyimpanan terbesar dalam komputer, dengan sistem pengkodean BCD,SBCDIC,EBCDIC,ASCII

RAM
Sesuai dengan namanya Random Acces Memory berperan dalam kecepatan proses, kemampuan melakukan multi tasking semakin banyak, serta pengecekan data yang tersimpan,

Register
Simpanan Kecil dengan kecepatan tinggi melebihi main memory yang digunakan untuk media penyimpan command dan data yang sedang diproses oleh CPU

External memory
Dikenal sebagai Secondary Storage atau Backing Storage yang berfungsi menyimpan data / program. External memory berada di luar CPU. hal inilah yang membedakannya dengan Memory lain.

4. terjadinya perubahan teknologi komunikasi memicu masyarakat yang semula masyarakat pra pertanian, masyarakat pertanian dan masyarakat industri, menjadi masyarakat Informasi.
Diyakini Masyarakat Informasi adalah masyarakat yang sudah sangat mengandalkan Sistem Informasi guna membantu meringankan pekerjaan mereka.

5. Perkembangan Information and Communication Technology (ICT) sudah menjadi hal yang sangat di prioritaskan. Bagaimana tidak, semua kini sudah menggunaka Teknologi Informasi apalagi dalalm bidang Komunikasi maka sangat wajar Jarak Tempuh, bukan lagi masalah dalam komunikasi dan menjalin silahturahmi. telah hadir Telefon Genggam (HandPhone), Mesin Faximile, yang secara tidak langsung sudah mempermudah akses komunikasi dengan tidak mengabaikan kualitas dan keamanan dari kerahasiaan komunikasi tersebut.

Selasa, 19 Oktober 2010

BAB V Warga Negara dan Negara

Kelompok 6

Warga Negara & Negara

Warga negara adalah keikutsertaannya seseorang dalam suatu wilayah / distrik yang disebut Negara. Merupakan bagian dari negara karenanya sudah terdaftar dan memilki hak dan kewajiban sebagai anggota (warga) dari dan terhadap negara tersebut. serta terikat ikatan hukum dengan negara tersebut. Penentuannya bisa melalui asas Ius Soli (berdasarkan pada tempat kelahirannya) maupun Ius Sanguinis (berdasarkan pada keturunan dari orangtuanya).

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbasa, dan bernegara diperlukan adanya persamaan kedudukan bai warga negara sehingga dapat tercipta suatu masyarakat yang tertib, tenteram, aman. Sesuai dengan UUD 1945 pasal 27 ayat 1 yakni "Segala warga negara bersamaan kedudukanya di dalam hukum dan pemerintah dan wajib menjunjug hukum dan pemerintahan itu dan tidak ada kecualinya". Kedudukan warga negara tentuya memilki beberapa persamaan yang merata diantaranya dalam bidang Politik, Hukum, Hankam (Pertahanan dan keamanan), Ekonomi, dan Sosial budaya.

Warga Negara (dalam hal ini warga negara Indonesia) tentunya memiliki beberapa hak dan kewajban seperti :
  • Tiap warga negara berhak atas pekerjaan & penghidupan yag layak (pasal 27 ayat 2)
  • Tiap orang berhak atas pengakuan, diakui warga negaranya, jaminan keamanan, kepastian hukum yang adil, berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan, hak untuk hidup, tidak disiksa, kemerdekaan berserikat, mengeluarkan pikiran lisan dan tulisan(pasal 28)
  • Jaminan untuk bebas memeluk agamanya dan pelaksanaan ajaran agama masin-masing
  • Memperoleh jaminan pemeliharaan

Tidak Lepas dari Kewajiban, kewajiba warga negara adalah :
  • Menjunjung tinggi dan menghargai nilai kemanusiaan, niai persatuan kemerdekaan
  • memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela, mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh
  • Membayar pajak dan biaya Retribusi lainnya
  • Tunduk pada peraturan pemerintah
  • Turut serta dala pebangunan bangsa menuju ke arah yag lebih baik
  • Wajib turut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negaera Pasal 30 ayat 1





Kriteria menjadi Warga Negara.

Tentunya harus merupakan orang asli dari Bangsa Negara tersebut, atau bsa juga orang yang disahkan menurut undang - undang yang berlaku di negara tersebut yang tentunya memenuhi beberapa persyaratan. Untuk Memperoleh kewarganegaraan Indonesia tata cara nya kurang lebih seperti ini :
  • Memenuhi persyaratan pewarganegaraan
  • Mengajjukan permohonan pewarganegaraan di materaika serta dikirim langsung ke Presiden melalui pejabat.
  • atau bisa juga berupa Naturalisasi Biasa dan Naturalisasi Istimewa
  • telah berusia 18 tahun sehat jasmani rohani serta berpenghasilan tetap
  • serta syarat lain sesuai peraturan yang berlaku di undang-undang

STUDI KASUS

PEMERINTAH TOLAK ASURANSI FAKIR MISKIN DI BAYAR NEGARA

JAKARTA. Pemerintah menolak usulan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) agar semua asuransi Warga Negara Indonesia (WNI) kategori fakir miskin dibayar oleh negara. Penolakan itu tampak dalam Daftar Inventaris Masalah (DIM) usulan pemerintah menanggapi Rancangan Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (RUU BPJS). Jika tidak ada aral, siang ini pemerintah dan DPR bakal mulai membahas DIM RUU BPJS di Gedung DPR/MPR.

RUU BPJS Bab VI Pasal 13 menyatakan, “Dalam hal peserta merupakan fakir miskin dan orang tidak mampu, iuran dibayar oleh Pemerintah dalam bentuk bantuan iuran”. Namun, dalam tanggapannya pemerintah meminta pasal ini dihapus. Alasannya, hal itu sudah tercantum dalam Pasal 17 ayat (4) Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

Pemerintah juga menolak usulan DPR soal besaraniuran kepesertaanasuransidiatur dengan Peraturan Presiden atas usul Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN).

Dikonfirmasi soal ini, Sekretaris Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mahmuddin Yasin, enggan komentar. “Saya belum tahu, sebab DIM baru akan dibahas minggu ini,” katanya, kepada KONTAN.

Pembahasan RUU BPJS kemungkinan besar bakal alot. Sebab, dari banyak usulan DPR, pemerintah banyak mengajukan penolakan. Selain keberatan dengan usulan biaya asuransi fakir miskin ditanggung negara, pemerintah juga antara lain menolak usulan DPR yang meminta BPJS satu atap hasil merger empat BUMN asuransi, yakni Jamsostek, Taspen, Askes, dan Asabri. Menurut usulan DPR, empat BUMN itu harus melebur ke dalam BPJS maksimal dua tahun setelah RUU BPJS berlaku. Nantinya, seluruh pekerja dan kewajiban keempat BUMN tersebut diambil alih oleh BPJS.

Sumber : http://nasional.kontan.co.id/v2/read/nasional/50071/Pemerintah-tolak-asuransi-fakir-miskin-dibayar-negara

Kemiskinan nampaknya sudah menjadi hal biasa dalam negara ini. Namun, solusi demi solusi belum mampu membawa suatu arah perubahan yang besar. Terlihat kurangnya efisiensi pemerintah dalam mengatasi kemiskinan. Memberikan asuransi salah satunya, bukan pula merupakan suau solusi akhir dan tepat. memang, tersimpan dampak positif dalam solusi tersebut yakni rakyat masih dapat penghidupan, namun apakah selamanya akan terus begini. Sedikit setuju dengan tolakan DPR, Ada baiknya, apabila ada sedikit dari anggara asuransi dibuat untuk yayasan atau pelatihan keterampilan. Fakir miskin tidak harus selamanya menegemis bukan? bagaimana fakir miskin tersebut kita latih agar mengenal dan tersiapakan ilmu dan keterampilan sehigga dapat menghidupi diri sendiri. sukur-sukur orang lain juga.

Jumat, 15 Oktober 2010

Pemuda dan Sosialisasi

Generasi Muda yang diyakini sebagai penerus bangsa harus mampu menjadi tolak ukur yang baik untuk memajukan Wilayah (dalam hal ini Bangsa dan Negara). Yang pada kenyataannya Generasi Muda saat ini (dalam skala ukur sebagian kecil Generasi Muda Indonesia mungkin) kurang mampu menjadi pewangi bangsa. mereka cenderung anarhkis dan bertindak Irasional yang justru menorehkan tinta merah yang membuat keadaan cenderung tidak baik, dan membuat terpuruk.

Namun Tidak semua Generasi Muda seperti itu, banyak juga Generasi Muda yang sudah mampu menunjukan bahwa mereka mampu menjinjing Bangsa dan Negara mereka ke posisi yang terbaik. Ini bisa dilihat dalam hal musik, solidaritas, relawan, organisasi kemanusiaan (termasuk para relawan di dalamnya), maupun organisasi lainnya yang bersifat menunjang Bangsa ke arah yang lebih baik. contohnya Karang Taruna yang membantu dalam menumbuhkembagkan tanggung jawab, sarana berpendapat dan pemuaian aspirasi serta pelatihan dalam kepemimpinan.

Begitu juga dengan geng motor (club motor), tidak sedikit dari berbagai club motor yang menuju ke positif diantaranya melakukan aksi kemanusiaan memberi sumbangan dan bantuan serta melatih kreatifitas dan secara tidak langsung wadah ketrampilan yang diambil contoh mereka berusaha memodifikasi motor mereka, menyatukan dan mencari berbagai part yang cocok serta juga melatih mereka menjadi montir.

Berbagai komunitas lomba dalam penulisan yang menjadi wadah posotif yang mulai mengembangkan cara berfikir krtisnya dan gemar menulis buku harian sebagai tempat curhat atas segala pergumulannya.

Studi Kasus

MASALAH SOSIAL DI KALANGAN REMAJA

Peranan orang tua sangat diperlukan untuk mencegah para remaja melakukan hubungan seks pra nikah (di luar nikah). “Peran orang tua itu sangat penting untuk membina dan mengawasi anak-anak mereka yang masih berusia remaja,” kata Sosiolog Prof. Dr. Badarudin, MA di Medan, Minggu (24/05). Sebanyak 52% remaja di Kota Medan mengaku pernah berhubungan seks di luar nikah. Data tersebut berdasarkan hasil penelitian survei DKT Indonesia, PKBI Rakyat Merdeka, Komnas PA dan analisa SKRRI 2002. Selain itu, menurut dia, sebanyak 51% terdapat di Jabotabek, 54% di Surabaya dan juga 47% terdapat di Bandung yang remajanya pernah melakukan hubungan seks pra nikah. Rata-rata usia remaja yang pernah melakukan hubungan seks di luar nikah itu antara 13 sampai 18 tahun. Dengan pengawasan orang tua yang ekstra ketat terhadap anak-anak mereka itu, diharapkan tidak ada lagi ditemukan remaja yang berhubungan seks di luar nikah. Perbuatan anak-anak remaja seperti ini, harus secepatnya dihentikan dan jangan terus dibiarkan meluas di tengah-tengah masyarakat. “Tindakan yang salah dan melanggar hukum itu, agar secepatnya dicegah, karena ini jelas menyangkut moral generasi muda harapan bangsa. Ini jelas sangat memalukan dan dianggap tidak bermoral. Perilaku jelek yang tidak mencerminkan budaya ketimuran itu harus dapat dihilangkan jauh-jauh. Selain pengawasan orang tua agar para remaja tidak terjerumus berhubungan seks di luar nikah, menonton film porno dan kegiatan yang merugikan lainnya. Bahkan, pendidikan agama dan keimanan yang cukup kuat juga dapat mencegah atau “membentengi” para remaja agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan tidak terpuji atau dapat menyesatkan. Pengawasan orangtua dan pendidikan keimanan dapat menyelamatkan masa depan generasi muda agar tidak berperilaku amoral. Ditemukan bahwa 52% remaja pernah melakukan hubungan seks pra nikah. Data tersebut berdasarkan hasil penelitian survei DKT Indonesia, PKBI Rakyat Merdeka, Komnas PA dan analisa SKRRI 2002.


Opini
Mengenaskan sekali melihat wacana diatas yang secara langsung menjatuhkan martabat bangsa dengan munculnya kasus kasus seperti diatas. Seharusnya ini tidak menjadi hal yang besar apabila Para pemuda sadar diri dan memperkuat moralnya. Yang dibutuhkan disini adalah kesadaran para pemuda dan kemauan untuk berubah. Hampir sama halnya dengan Narkoba, mereka (para pemuda) yang tadinya hanya ingin coba-coba dan memenuhi rasa ingin tahu dan mereka dan akhirnya terjerumus dalam lembah hitam. Padahal seharusnya dengan wadah-wadah kegiatan pemuda yang telah disebutkan pada materi diatas. Mereka bisa menyalurkan waktu senggang mereka ke hal yang lebih positif. mereka hanya tidak tahu kemana mereka menyalurkan waktu senggang mereka. selain itu, dengan munculnya sex education, mereka juga bisa belajar dampak negatif, pengenalan sex lebih posiftif dan sehat tidak harus melakukan hubungan seperti itu. Mari membangu Generasi Muda yang bebas dari Nakoba dan Free Sex

BAB III Individu Keluarga Dan Masyarakat

KELOMPOK 6

Keluarga


Merupakan Agen Sosialisasi yang terutama dimana proses awal Sosialisasi dimulai disini. Anggota dari agen ini memiliki suatu keterikatan dan ketergantungan yang lebih spesifik. Bisa dibilang ini adalah tahap awal ibarat batu loncatan sebelum beranjak ke masyarakat.
mengapa? karena memang ini lah unit terkecil dalam suatu masyarakat. Dimana, tempat belajar mereka (para anggotanya) untuk berkomunikasi (baik itu dalam bentuk verbal maupun non verbal), bertutur kata, bagaimana dalam berperilaku agar selaras (belajar tentang pola tingkah laku) , saling mematuhi dan menghormati, saling memenuhi kebutuhan dan saling melengkapi satu sama lain. Tidak akan ada Masyarakat tanpa adanya Keluarga. Terlihat dari berbagai macam fungsi dan peran keluarga itu tersendiri seperti,
fungsi reproduksi / biologis (memperbanyak keturunan),
fungsi afeksi (memberikan kasih sayang),
fungsi proteksi (memberikan perlindungan),
fungsi ekonomi(memenuhi kebutuhan materi anak)
fungsi edukasi (memberikan pendidikan dan pengajaran baik itu dalam lingkungan keluarga maupun di Lembaga Pendidikan)
fungsi religius (memperkuat iman taqwa dan kepercayaan dan pemenuh kebutuhan rohani)
fungsi sosial (memberikan status / kedudukan pada anggotanya)

Anggotanya diikat dengan hubungan darah. Karena Keluarga tidak hanya bisa terbentuk melalui Perkawinan, namun bisa juga terbentuk melalui perwalian / pengangkatan (untuk itu sering disebut anak angkat, ibu angkat dan lain sebagainya). Terbagi dalam 2 jenis tipe penggolongan yakni keluarga inti (nuclear family yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak) serta keluarga besar (sudah termasuk Kakek, Nenek, Paman, Bibi, dan sanak family lainnya)


Masyarakat

Sekumpulan besar Individu - Individu yang hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu memiliki aturan / norma yang berlaku untuk dipatuhi agar tercipta suatu hubungan yang harmonis dan jauh dari pertikaian serta selaras dengan harapan bersama individu anggotanya menuju kesejahteraan. Dapat disimpulkan komponen utama dalam masyarakat adalah Individu dan Norma.

Jadi hubungan antara ketiganya adalah Individu yang terbentuk melalui Agen Sosial Keluarga yang dipersiapkan agar mampu menjadi anggota Masyarakat dan berperilaku selaras dengan harapan Masyarakat. Masyarakat adalah tingkatan lanjt setelah terbentuknya Keluarga yang merupakan tingkatan lanjut pula dari Individu. Maka dari itu bila salah satu komponen itu rusak, maka akan merusak komponen lainnya.

STUDI KASUS KONFLIK DALAM INDIVIDU

Masalah narkoba merupakan masalah nasional dan internasional. Perkembangannya dari hari ke hari sulit untuk diberantas. Menurut hasil penelitian Dadang Hawari, Irawati Hawari dan Asmarohadi tahun 1998 terhadap 100 penderita atau pasien, hasilnya setiap penderita ketergantungan narkotika jenis opiat (heroin) yang diperiksa, ada 9 hingga 10 penderita lainnya (9,72%). Kematian pada penderita ketergantungan narkotika jenis opiat (heroin) mencapai 17,16%. Dengan demikian, jika ditemukan satu orang korban narkotika, maka jumlah korban narkotika yang ada di sekitarnya diperkirakan adalah 9 atau 10 kalinya. Angka ini pun didukung oleh ketentuan WHO. Risiko kematian, baik akibat over dosis (OD) atau lainnya juga relatif tinggi mencapai 17,16%.

Opini

Dalam kasus ini terlihat kurang baiknya peranan dalam proses sosialisasi. Mengenai pengguna narkotika sebenarnya itu tergantung dalam diri individu masing. Saat ini pun sudah jarang mereka yang tejerumus ke narkoba karena dicela oleh teman temannya. Tapi justru, mereka sendiri lah yang memilih masuk ke lembah hitam tersebut. Ini sangat tragis parahnya hal ini semakin didukung dari faktor keluarga yang brocken, tidak menyenangkan, bahkan terlalu memanjakan dan tidak memberi perhatian sama sekali. Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian. Mereka yang terjerumus hanyalah korban, sekarang bagaimana kitanya mensorot dan memperhatikan faktor pendorong mereka-mereka yang terjerumus dengan mengadakan penyuluhan. Membuat suatu hubungan harmonis dalam keluarga, tidak lepas dari itu membumihanguskan Bandar-bandar narkoba juga.


STUDI KASUS ANTAR KELOMPOK

Pada waktu sekarang ini tentunya sudah tidak asing lagi dengan perilaku tawuran yang dilakukan oleh berbagai suporter di kancah liga super indonesia. Bahkan tawuran seperti ini tidak jarang mengakibatkan luka-luka hingga berujung pada kematian. Tawuran ini sangat mudah dipicu dengan saling olok-mengolok antar suporter, tensi pertandingan, kepemimpinan wasit, dan masih banyak pemicu lainnya. Pemicu inilah yang memudahkan munculnya tawuran antar suporter yang merasa geram, tidak terima, ataupun kesal terhadap suporter lawan. Lokasi tawuran sendiri sering juga terjadi dikota-kota besar di indonesia, khususnya daerah barat indonesia. Hal ini senada dengan seringnya pertandingan-pertandingan klub elit di indonesia. Klub elit inilah yang memiliki suatu magnet yang luar biasa dalam mendatangkan keuntungan bagi pihak penyelenggara tetapi juga mendatangkan kerusakan di daerah kota akibat tawuran. Fanatisme dalam persepakbolaan di indonesia memang sangat berlebihan dan bersifat lokal bukan secara universal. Inilah yang dapat mengakibatkan munculnya permusuhan antara pendukung tim satu dengan tim yang lain. Berbeda dengan liga eropa seperti halnya inggris. Fanatisme lebih bersifat universal akibat meratanya pemain tim nasional inggris diberbagai klub liga inggris, dan juga di dukung dengan prestasi yang diraih oleh tim nasional mereka. Jika tim nasional indonesia memiliki reputasi yang baik di kancah internasional maka fanatisme lokal akan berubah menjadi fanatisme universal, akibat meratanya pemain tim nasional yang mereka gandrungi. Sehingga sehingga pemain Medan dianggap juga milik orang Surabaya, pemain Surabaya jadi milik orang Makassar, dan seterusnya.Kefanatikan lokal dapat membuat suatu kelompok menjadi sangat solid kerena mereka mempunyai keterikatan bersama sehingga sikap imitasi dari sebagian besar anggota suporter yang masih remaja ini dikhawatirkan memicu problem sosial yang lebih serius. Mungkin awalnya hanya senang, namun selanjutnya memberi contoh sehingga ikut senang merusak.

http://www.psikologizone.com/konformitas-dalam-perilaku-tawuran-supporter-sepak-bola

Opini
ya sebenarnya bukan lah hal yang baru di kancah liga Indonesia, sebenarnya wajar saja bila mereka terpacu oleh karena fanatisme mereka terhadap klub favorit mereka. itu kan merupakan aspirasi mereka dalam bentuk fanatisme. sebenarnya mereka hanya lah tidak tau, belum faham, bahkan tidak mau tau ke arah positif mana mereka harus salurkan