Minggu, 24 April 2011

Kepercayaan dan Kebenaran

KEPERCAYAAN DARI KEBENARAN

Mengakui dan meyakini akan kebenaranya yang didapat / ada dalam apa yang ia percaya.
Hal inilah yang mendasari keyakinan. Contohnya, dalam agama tiap orang memiliki kepercayaan akan Tuhan melalui wadah yang berbeda maka dari itu
Agama itu adalah satu dan sama yakni wadah mendekatkan diri kepada Tuhan dan terbukti bahwa semua agama itu baik adanya dan mengajarkan kebaikan bukan menjerumuskan. Itulah pandangan makna agama menurut saya. Dalam kepercayaan tentunya ada kebenaran yang harus dibuktikan hal inilah yang mendasari kepercayaan. Sebuah kepercayaan dituntut akan kebenaran yakni nilai yang diterima masyarakat sebagai nilai benar, tidak salah, penting, tidak menjerumuskan, persesuaian antara pengetahuan dan obyek, lawan dari kekeliruan.
Suatu kebenaran akan seseorang nampak dari perilaku dan tutur katanya. Hal ini juga yang membuat gelisah atau tidaknya seseorang bayangkan saja apabila seseorang tidak hidup dalam kebenaran, ketidakpastian, kerisauan akan dialamai orang itu karena tidak tau mana yang baik dan benar sehingga kegelisahan pun muncul berujung pada seseorang selalu ragu akan apa yang dijekrjakannya (kompulasi).

Tidak heran kebenaran dinilai sebagai kunci kebahagaiaan manusia dalam menjalani hidup.
Di dalam agama kita bisa mendapat kebenaran akan mana yang baik dan buruk dengan tuntunan kitab - kitab agama dan suara hati yang dituntun Tuhan.
Dalam teori kebenaran kebenaran adalah sesuatu yang dianggap benar, konsisten dari pernyataan sebelumnya yang dianggap benar, materinya saling berhubungan dengan obyek yang dituju, dapat dibuktikan / dikaji ulang dan sifat fungsional yang dikandung dalam hal tersebut.

Sebuah kepercayaan bisa menjurus kepada berbagai tipe yakni tehadap Tuhan, masyarakat dan sesama manusia lain,
Terhadap Tuhan yang Maha Esa, selaku pencipta dan penyelamat kita. Kepercayaan menghubungkan komunikasi antara Tuhan dan Manusia, dengan percaya kita berarti bukan hanya sekedar percaya akan kehadiranNya dan turut sertaNya DIA dalam kehidupan kita namun percaya dalam arti menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. usaha - usaha yang terus bisa dilakukan agar tidak mudah terpengaruh oleh bisikan menjerumuskan setan adalah dengan mendekatkan diri kepadaNya, membaca kitab berdoa dan menjalankan perintahya.
Terhadap sesama manusia yang dilihat dari keselerasan akan ucapan dan tutur katanya. Pengetahuan dan ilmu, pengalaman yang di share harus dicerna sebaik-baiknya jangan salah mencerna atau mengartikan sehingga menjerumuskan diri kita.
Terhadap Diri sendiri, bukan berarti harus egois dan mau menang sendiri tapi lebih kepada mengikuti suara hati antara mana yang mampu kita lakukan, belum atau tidak mampu kita lakukan. Percaya akan kemampuan diri sendiri sehingga tidak selalu bergantung pada orang lain.

Manusia dan Harapan

HARAPAN DARI SEBUAH USAHA
Bukanlah manusia apabila harapan itu tidak ada dalam hidupnya, menurut saya ini bisa digambarkan sebagai pendorong cita - cita yakni bentuk perwujudan akan masa mendatang berupa keinginan dan tujuan yang nantinya menuntut kemampuan seseorang Juga. Jadi terkabul atau tidaknya harapan seseorang tergantung pada usahanya. Bayangkan saja apabila orang terlalu mengharapkan sesuatu namun tidak ada kemauan akan usaha memenuhi sesuatu. sebelum lebih jauh mengenai pembahasan ini saya disini berpendapat bahwa kita boleh mempunyai harapan, asalkan bagaimana harapan itu tidak hanya sekedar harapan saja.
Tidak mungkin dong, kita hanya berharap kepada Tuhan tapi hanya sekedar harapan tidak ada usahanya. Dikenal dengan istilah Bekerja dan berdoa (ora et labora) dengan berdoa berarti permohonan dan harapan dan sekarang tinggal tergantung bagaimana kitanya, mau diam saja nnunggu harapa itu datang dengan sendirinya? Maka dari itu menurut saya tidak ada harapan tidak pasti, karena kasarnya kita juga yang menentukan harapan itu dengan segala usaha kita (tidak terlepas dari campur tangan Tuhan akan usaha kita juga). Harapan harus berdasarkan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan diri sendiri, kita percaya diri kita mampu maka dari itu kita menyatakan, membuat suatu harapan disamping itu kita juga percaya akan Tuhan yang selalu membimbing dan menolong kita akan harapan itu (tentunya harapan yang positif).

Mengapa manusia mempunyai harapan? saya akan berusaha sedikit menjelaskan berbagai alasannya:
  • Dorongan kodrat dari manusia untuk jiwa dan rohaninnya, dengan berbagai sifat, pembawaan, kemampuan, budi dan akal. Dengan ini manusia dapat mengetahui mana yang buruk dan mana yang baik, mana yang harus dilakukan dan mana yang belum harus dilakukan. Dengan ini manusia mempunya harapan dengan melihat kemampuannya untuk berusaha mengapai harapan.
  • kebutuhan hidup manusia (rohani dan jasmani), dengan kemampuan manusia yang terbatas ia menyadari juga bahwa dirinya adalah makhluk sosial maka terbentuklah kerjasama antar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup tersebut, yang pada intinya adalah untuk kelangsungan hidupnya. Berupa sandang pangan papan. Tanpa ketiga unsur kebutuhan pokok ini tentunya sangat sulit manusia bertahan hidup. Setelah itu dalam perkembangannya ternyata muncul kebutuhan lain nya yang tidak hanya untuk kelangsungan hidup juga sebagai status. Berupa berharap diakui keberadaanya sehingga menuntut manusia untuk bakat dan kepandaiannya.
  • Keamanan juga menuntut seseorang memiliki harapan, juga sering dan penting bagi kehidupan manusia, menjauhkan dari keadaan bahaya. Keamanan berupa fisik dan rohani (ancaman, intimidasi dan penindasan)
  • Pada perkembangannya seseorang semakin sadar akan kewajiban yang harus dijalani dirinya, hak - hak apa saja yang dapat diperoleh, hal inilah yang menutut harapan akan pemenuhan hak dan kewajibannya serta keselerasan antara keduanya

Sabtu, 23 April 2011

Kesepian dan Ketidakpastian

Kesepian, berasal dari sepi sebagai asal katanya yakni perasaan sunyi, tenang, lenggang, hampa.
Biasanya Orang yang mengalami kesepian, akan merasakan kekosongan jiwa sehingga sulit berkomunikasi dengan orang lain. Berbagai perasaan sedih, putus asa, gelisah, kuatir, dan keinginan untuk dikasihi atau disayangi begitu kuat menyelimuti hati seseorang yang dilanda kesepian. Sebagai akibatnya, seseorang yang kesepian akan merasa "sendiri" meski berada di tengah-tengah keramaian banyak orang. Lebih parah lagi, ia dapat merasa diri ditolak dan ditinggalkan, ini ada hubungannya dari rasa keterasingan. Berbagai penyebab yang bisa memicunya adalah rasa percaya diri yang rendah, merasa ditolak / berbeda, kurangnya sosialisasi antar sesama, terlalu rendah diri (sehingga mengasingkan diri, bukan karena diasingkan arena perilaku kurang menyenangkan terhadap masyarakat akan tetapi memang sengaja mengasingkan diri), frustasi mendalam,
cara menanggulanginya bisa dengan jangan terlalu memiliki konsep negatif terhadap diri sendiri, instropeksi boleh asal jangan berlebihan sehingga terlalu memandang diri rendah.
Melakukan hal - hal yang lebh positif bagi anda dan orang lain menyibukan diri dengan berbagai kegiatan positif untuk menghilangkan keagalauan dan kesepian contohnya aktif dalam organisasi yang tentunya organisasi yang bersifat positif juga. Serta melakukan kesenangan hobi yang merupakan bagian dari kesibukan. Jangan menganggap dan menjadikan sepi, karena yang membuat sepi atau tidaknya suatu keadaan adalah kita sendiri, maka dari itu janganlah menanamkan kesepian pada diri kita. Bangun dari keterpurukan dan ciptakan suasana ramai dengan menghabiska waktu dengan sahabat, mencari kesibukan, mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.




KETIDAKPASTIAN
Semua orang tentunya tidak ingin tinggal dalam ketidakpastian. Hubungan, pekerjaan, tempat tinggal, status. Ketidakpastian menimbulkan sesuatu yang ambigu yang berujung pada 2 jalur pilihan. Tentunya kita harus memilih salah satu dari cabang jalur tersebut tidak mengenakan bukan apabila kita tidak memilihnya atau hanya hinggap diantara kedua pilihan, dengan kita hidup, menetap diantara 2 pilihan itu tanpa memilihnya kita sudah menjalani / berada dalam ketidakpastian yakni keadaan tidak menentu, tanpa arah dan asal - usul yang jelas. Maka tidak dapat dipungkiri hasilnya pun tidak semaksimal mungkin. Karena kurang adanya kefokusan konsentrasi untuk menekuni / akan berada di pilihan cabang manakah kita bertempatn(hanya di tengah-tengah dan diantaranya saja). Keadaan ketidakpastian ini cepat lambah membangkitkan kegelisahan. ketidakpastian dengan berbagai macam cara dan sebabnya bisa disebabkan seseorang selalu ragu akan apa yang dijekrjakannya kemana ia melangkah dalam usahanya, tekanan mental yang disebabkan kekecewaan (kompulasi) sehingga tidak mampu menguasai diri adalah bentuk terparahnya yakni trauma dan phobia, yang mana mempengaruhi seseorang misalnya ganggua nafsu makan, muka merah, tekanan darah tinggi, keringat dingin tidak bersemangat, pengetahuan dan keyakinan palsu dengan tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalama sehingga menganggap keadaan sekitar lingkungannya adalah berbahaya, rendah, tidak mau berbaur menganggap dirinya orang
paling dibutuhkan, benar (Delusi keagugan).

Ketidakpastian bisa disembuhkan denga satu-satuya jalan menyembuhkan mental penderita. Bisa dengan menghadapkan dia pada pengalaman yang dulu dan membujuk supaya ia mau menyelesaikan pengalaman yang mungkin tidak menyenangkan itu. Dibuat sadar akan solusinya mungkin tidak harus melakukan hal itu atau bagaimana jalan lain tanpa adaya penghancuran diri. Selain itu bisa juga dibawa ke psikolog-psikolog untuk dikaji masalah / penyebab utamanya lalu bagaimana proses penyembuhan berikutnya / cara membenahkan mental dari keterpurukan.

Manusia dan Kegelisahan

Semua orang pasti pernah merasa tidak nyaman, takut, tidak percaya diri, terancam, rasa itulah yang meliputi kegelisahan. Gelisah adalah pertentangan batin yang terjadi dalam hati sehingga dapat digambarkan bagaimana bila hati tidak tenang, pasti selalu khawatir terus bawaannya, cepat lambat akan mempengaruhi tingkah laku karena pada umumya orang gelisah bertingkah laku / gerak gerik aneh, gugup, muka muram / tidak bersahabat, frustasi, cemas, mondar-mandir, melakukan hal yang kurang bermanfaat, sehingga dapat diketahui orang itu gelisah dari perilakunya. Cemas, ya memang menurut saya inilah faktor utama dari timbulnya kegelisahan
adalah rasa cemas, khawatir akan suatu keadaan, kemampuan dan kejadian masa depan / masa lalu. Cemas adalah reaksi emosional terhadap penilaian dari stimulus yang biasanya merupakan pengalaman individu yang subyektif dari seseorang, kerap kali cemas berhubugan dengan maasa depan. Kecemasan pada umumnya berhubungan dengan adanya situasi yang mengancam atau membahayakan. Dengan berjalannya waktu, keadaan cemas tersebut biasanya akan dapat teratasi sendiri. Namun, ada keadaan cemas yang berkepanjangan.

Saya berusaha menafsirkan bagaimana seseorang menjadi gelisah (sebab seseorang menjadi gelisah)
1. Seseorang merasa tidak nyaman akan keadaan lingkunan sekitar (proses adaptasi yang
bermasalah)
2. Sifat / kelemahan diri yang membuat seseorang menjadi cemas dan gelisah,
3. Trauma mendalam sehingga memunculkan kecemasan dan akhirnya kegelisahan, apabila hal
yang mengakibatkan trauma itu terjadi lagi / muncul lagi.
4. Ketakutan yang melebih proporsi yang sebenarnya atau lebih dikenal sebagai phobia.
5. Persaingan (baik itu sehat atau tidak sehat) yang tidak dapat dipugkiri memanggil suatu
kecemasan semacam kegelisahan dari persaingan itu sendiri
6. Kegelisahan muncul pada diri seseorang yang terancam dalam segala tipenya (terancam mati,
kehilangan materi, kehilangan keluarga) yang dapat dimanifestasikan
sebagai suatu intimidasi yakni tindakan yang mengarah pada suatu pemberian ancaman
terhadadap korban dalam bentuk kejiwaan (rohani/spritual)
7. Cita cita atau harapan yang belum tergapai bahkan terancam pupus

Cara Menanggulanginya,

Yang pertama dan terutama yan harus dibiasakan untuk mengatasi dan menanggulangi kegelisahan dengan menenangkan diri. Membuat diri kita setenang mungkin sehingga bisa uuntuk berfikir jernih, logis bisa berupa penyebab masalah yang memicu kegelisahan, persiapkan resiko terburuknya, dan menerima dengan rasa tabah, memikirkan bagaimana seharusnya jalan tengah diambil agar kegelisahan itu hilang meskipun resiko yang akan datang lebih besar dari resiko terburuk yang dipikirkan sebelumnya.

Cara lain, jangan biarkan rasa gelisah itu terus hinggap bertengger dalam diri anda, apalagi sampai - sampai merugikan. Pengalihan berupa mencari kesibukan dan tidak terlalu memikirkan kegelisahan itu bisa menjadi solusi.

Secara tidak langsung dengan kegelisahan membuat seseorang merasa terasing yaitu tersisih dari pergaulan, hubungan pertemanan, terpisahkan yang lain, komunikasi terputus,
menurut saya jangan seperti itu karena pada dasarnya kita makhluk sosial yangtidak bisa hidup sendiri, dibuat biasa saja. Kita introspeksi apa ada kesalahan atau perbuatan yang tidak dapat
diterima atau tidak dapat dibenarkan (contohnya; angkuh, sombong, besar kepala, tidak menghormati, egois, licik). Lalu kita ubah menjadi baik, apabila memang orang itu sudah memang bermaksud mengasingkan kita jangan hiraukan, tetaplah berbuat baik toh nantinya mungkin dia yang kebalik membutuhkan kita yang diasingkan. Maka dari itu intinya adalah berbuat baik, saling mengasihi pada sesama.

Jumat, 15 April 2011

Pengabdian dan Pengorbanan

PENGABDIAN

Adalah perbuatan tanggung jawab dengan mengindahkan ketaatan dan keikhlasan yang diliputi oleh kesetiaan terhadap pihak lain atau diri sediri atas apa yang telah ia yakini, pilih, tetapkan, ikuti. Bukti nyata dari pengabdian dapat dicontohkan dengan pengabdian ke sesama melaui profesi, dituntutnya professionalitas misalnya anggota Polisi yang mengabdi pada negara siang dan malam, hujan dan badai ia menjaga ketertiban lalu lintas, menjaga ketentraman dan kedamaian negara, serta tidak terlepas dari tanggung jawabnya sebagai orang tua ia harus menafkahi anggota keluarganya dan membina / mendidik putra putrinya. Ia sudah megabdi pada tugasnya sebagai polisi dan mengabdi pada negara karena tugasnya untuk kepentingan negara dan masyarakat sekitar berarti dapat juga telah mengabdi kepada sesamanya manusia

Agama, dalam artian manusia mengabdi paa keyakinannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
berbeda dengan profesi, disini dituntut kesadaran tinggi akan pengabdian itu sendiri, tidak dipaksakan atau bagaimana. Dengan menekuni imannya untuk bertumbuh ia membaca Kitab Suci dan untuk mengembangkan imannya ia merealisasikan ajaran kebaikan yang telah ia dapat dari keyakinannya agar imannya berkembangan. Mematuhi perintahNya dan Menjauhi segala LaranganNya dengan ikhlas karena memang pada dasarnya aturan dan perintahnya adalah yang terbaik untuk dirinya sendiri, Percayalah bahwa Tuhan itu baik, segala yang diperintahkannya pun untuk kebaikan kita misalnya tidak menyembah berhala, saling mengasihi, menghormati orang tua, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan membunuh, jangan mengucapkan saksi dusta,


Dapat ditafsirkan seperti ini "Barangsiapa Mengikut Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginan" (Galatia 5:24) maksudnya dengan mengikut Tuhan kita telah meningalkan segala keinginan daging atau perbuatan daging (percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseturuan,persellisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan roh, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan lain sebagainya).
Sehingga yang ada hanya hidup dalam buah roh (Kasih, Sukacita, Damai Sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemahlembutan, Penguasaan diri).


Pengorbanan

Dimaknai sebagai pemberian untuk menyatakan kebaktian (Bhakti) yang sudah pasti mengandung unsur keikhlasan, ketulusan, tanpa mengharapkan Imbalan.
Pengorbanan dapat berupa banyak hal beberapa diantaranya, harta benda, pikiran, perasaan, tenaga, jiwa, waktu dan masih banyak lagi yang merujuk pada pengorbanan.
Pengorbanan ini merupakan salah satu unsur yang sudah pasti ada dalam pengabdian, contohnya : Anggota polisi yang dicontohkan diatas, secara tidak langsung ia berkorban untuk tidak bisa bertemu bercanda dengan anak dan keluarganya, kecuali pada hari libur atau tidak dinas.

Manusia dan Tanggung jawab

TANGGUNG JAWAB


Adalah kesadaran seorang individu untuk menanggung / mengalami / menerima segala bentuk keadaan / hal atas apa yang telah ia perbuat. Hal ini erat kaitannya dengan HAM, yakni manusia secara otomatis mendapat suatu hak assasi secara kodratnya namun tetap tidak terlepas ia harus dapat bertanggung jawab atas haknya. Hal ini sering diumpamakan sebagai "kebebasan yang bertanggung jawab" begitu juga dengan kewajiban, seseorang harus dapat bertanggung jawab oleh tugas atau kewajibannya melaksanakan sesuatu. Oleh karena itu tanggung jawab tidak dapat dipisahkan oleh manusia.

Tanggung jawab begitu erat hubungannya dengan manusia. Seseorang dapat dikatakan telah dewasa apabila ia telah dan berani bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Tanggung jawab dimaksudkan agar mengetuk kesadaran manusia bahwa ia tidak sendiri hidup di dunia ini sehingga ia harus bertanggung jawab terhadap mannusia lain (sesamanya manusia) dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri (Pendapat akan diri sendiri, Instropeksi) sehingga terhindarlah ia dari tindakan / perbuatan yang semaunya sewenang-wenang dan terciptalah keseimbangan, keserasian, keharmonisan, kesejahteraan, keselarasan, dalam lingkungan kehidupan manusia.
Tidak hanya kepada sesamanya manusia, setiap individu juga dituntut untuk bertanggung jawab terhadap Tuhannya, dalam artian manusia bertanggung jawab untuk memelihara bumi ini dan segala isinya (seperti tercantum dalam kitab suci), manusia bertaggung jawab atas dosa dan kesalahannya oleh karena itu ia harus bertobat, bertanggung jawab atas iman da taqwanya selaras antara ucapan dengan tingkah lakunya.



Minggu, 10 April 2011

Penentuan Pandangan Hidup

Pandangan hidup mencerminkan diri seseorang karena pandangan hidup berasal dari hati seseorang, banyak orang ragu akan pandangan hidupnya dan tidak sedikit pula orang yang menggembar-gemborkan pandangan hidupnya untuk suatu tujuan entah itu sebagai doktrinasi atau memeragakan (memberi contoh bagaimana pandangan hidup itu sendiri).
Ada beberapa cara yang mungkin dilakukan seperti

Mengenal, Kodrat untuk mengenal dan yakin akan aktivitas hidupnya. Apa yang telah mereka kenal menghasilkan suatu Pedoman yang mereka kenal dan bisa dijadikan sebagai pandangan hidup mereka. Dan bagaimana pandangan itu bisa mejadi baik dan dimengerti tentunya setelah mengenal kita harus Memahami hal yang dikenal tersebut, serta menghayati hal tersebut menjadi sebuah pandangan, bagaimana nilai - nilai yang terkandung. Disinilah diibaratkan sebagai mengupas habis pandangan hidup tersebut yang pada akhirnya kita yakini itu sebagai pandangan hidup kita. Dengan mengenal, mengerti, menghayati, barulah kita bisa meyakini sebuah pandangan hidup yang kita kenal, mengerti, dan kita kupas kebenarannya dengan menghayati tadi. Pada proses ini kita telah mendapat suatu kepastian dengan 3 hal yang kita lakukan sebelumnya, dengan keyakinan mengokohkan kita akan apa yang menjadi pedoman kita untuk dipatuhi, dilaksanakan, dijaga, dihormati dan lain sebagainya. Secara otomatis pandangan hidup itu sendiri mulai terlihat bentuk nyatanya dari perilaku, tutur kata, perbuatan kita. Hal ini dilanjutkan dalam suatu bentuk pengabdian pada pandangan hidup itu keyakinan yang kuat menuntun kita pada suatu bentuk pengabdian untuk menghargai pandangan hidup itu.
Mengamankan, dengan pengabdian ada bentuk kongkritnya yaitu penyelamatan dan pengamanan, pandangan hidup antar individu berbeda antara 1 dengan yang lain. Dengan seperti ini tentunya akan menimbulkan cekcok dan mungkin akan mengusik pandangan hidup suatu orang (apalagi dengan doktrinasi).
Jadi sebaiknya ya maklumin saja, pandangan hidup tiap orang berbeda ya biarkan saja asalkan
tidak mengusik orang lain dan pandangan hidup tidak harus dipaksakan! tiap orang bebas menentukan pandangan hidupnya.
Yang perlu kita lakukan adalah jangan terprovokasi yang nantinya justru menghancurkan pandangan hidup kita (membuat suatu keburaman).

Dapat digambarkan seperti ini :
Pandangan hidup bahwa Tuhan Adalah yang Empunya Kerajaan Sorga, kita tau itu dengan mengenal. Kita diamanatkan untuk berbuat baik, menyenangkan Hati-Nya, Takwa, Patuh, Hormat. Kita mengerti akan hal itu bahwa pada dasarnya semua agama itu baik dan selalu mengajarkan yang baik, dan kita mengerti bahwa tidaklah rugi menjadi orang baik. Pada esensinya pandangan hidup adalah berbuat baik. Hal tersebut kita hayati dengan pengetahuan - pengetahuan akan kebaikan itu sendiri, serta alasan - alasan mengapa kita harus berbuat baik, dengan contoh suatu alasan "oh ternyata apabila kita berbuat baik maka tidak heran apabila individu di sekitar kita juga akan berbuat baik sehingga tercipta suatu hubungan yang harmonis, Damai dan Sejahtera antar sesama individu". Siapa yang tidak menginginkan hal indah tesebut dan itu mungkin salah satu alasanNya untuk terus memberi contoh yang baik agar kita bisa mengikuti seperti yang dicontohkan. Serta alasan "oh Ternyata Tuhan sayang pada diri saya dan tidak ingin saya jatuh kedalam dosa" dan banyak hal - hal lain cara kita mengupas
pengetahuan yang lebih dalam pada penghayatan pandangan hidup ini.


Setelah penghayatan tersebut, tidak salah kalau kita meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati maka pola tingkah laku dan perbuatan pun akan senada dengan kebaikan itu. Apabila terasa bertentangan dengan hati nurani artinya ia melakukan kesalahan. Instropeksi diri timbul untuk mengaca pada dirinya sendiri.
Keyakinan bukanlah hal terakhir pada cara kita untuk membuat pandangan hidup, tentunya kita perlu melindungi agar pandangan hidup baik itu tetap terjaga dalam kita. maka apabila diusik atau terdapat perbedaan atau ketidak selarasan antar pandangan hidup,Iinstropeksi kembali muncul dengan bertanya dan saling Share antar pandangan hidup. Sehingga kita bisa memperbaiki, dengan memperbaiki pandangan hidup kita itu sudah menjaga, melindungi agar pandangan hidup kita tidak dirusak dan tetap terjaga. Hal diatas merupakan respon positifnya

Manusia dan Pandangan Hidup

Secara kodrati pandangan hidup dimiliki semua orang dan oleh karenanya tiap orang bisa menentukan bagaimana hidupnya untuk sekarang dan kedepannya.
Adalah Pedoman / Pegangan yang merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut dan waktu dan tempatnya (timbul melalui proses, sehingga hasill pemikiran tersebut dapat diuji untuk nantinya diakui kebenarannya yang mana dapat diterima oleh akal sehat).
Pandangan hidup dapat juga disebut suatu Ideologi, hal itu berlaku ketika diakui dan diterima oleh sekelompok orang yag berpatokan berpegangan pada suatu bentuk pandangan tersebut.

Tentunya Pandangan hidup terebentuk dari berbagai unsur pembangunnya yakni :

CITA-CITA
Bentuk perwujudan akan masa mendatang berupa keinginan, harapan, tujuan yang nantinya menuntut kemampuan seseorang sehingga ia berusaha menggapainya tidak hanya hinggap selalu di pikirannya saja. Akan sia - sia saja apabila dari manusia itu sendiri tidak berkemauan / bersungguh - sungguh dalam menggapai apa yang dicitakan, dapat dikatakan bahwa
individu tersebut hanya ber"angan-angan" belaka. Manusia hanya bisa merencanakan namun, Tuhanlah yang memegang kendali hidup kita. Ia tahu yang terbaik untuk kita, kita sudah bekerja keras menggapai cita-cita supaya tidak hanya menjadi sebuah angan, akan tetapi tidak juga kita memperoleh hasil yang signifikan. Ingatlah Bahwa Tuhan selalu terjaga dan Mahatau, Ia tahu yang terbaik untuk kita, yang mana Kebutuhan atau Keinginan. Mungkin akan kegagalan / belum tercapainya cita-cita kita adalah merupakan suatu pelajaran untuk kita lebih mempersiapkan diri dan belajar dari kegagalan. Karena apabila sudah saatnya Pasti Tuhan mengijinkan apalagi jika Cita-cita kita didasari tujuan mulia, tanpa keegoisan, ketulusan, dan yang paling penting bersifat positif.
Suatu Cita-cita tidak hanya dimiliki seseorang (satu individu) namun sekelompok masyarakat dan bangsapun memiliki cita-cita juga.

KEBAJIKAN
Perbuatan yang mengarah pada kebaikan, dan pada dasarnya memang ditujukan untuk mendatangkan kebaikan.
Kebaikan ini tentunya secara tulus tanpa mengharapkan imbalan, bukan merupakan kebajikan semu yang mendatangkan kejahatan. Hal ini tersimpan dan terprogram dalam hati manusia antara mana yang baik dan mana yang buruk dan pastinya suara hati lebih memilih yang baik.
Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial bermoral berakhlak baik yang saling membutuhkan, salig menolong , saling menghargai antara sesama. Sekali lagi saya tekankan ini tidak hanya pada satu individu, kumpulan masyarakat pun dengan suara hati masing-masing yang pastinya merujuk pada kebaikan akan menghasilkan suara masyarakat yang merujuk pada kebaikan pula bagi masyarakat tersebut. Berlaku sebaliknya apabila mereka (masyarakat) hanya memetingkan ego dan kepentingan sendiri berjalan tanpa mengikuti suara hati maka hal buruk pun tidak mudah mereka ketahui. Tidak terlepas hal ini dikaitkan dengan Agama. Keyakinan kita satu bahwa Tuhan pasti akan memberi perintah untuk mengasihi sesama,
berbuat baik dan melarang melakukan perbuatan tidak baik.
Turutsertakanlah Tuhan dalam hidupmu sehingga tidaklah sukar untuk menentukan mana yang baik dan buruk, mana yang harus dilakukan dan belum harus dilakukan.

USAHA DAN PERJUANGAN
Hal ini sudah kita singgung pada tulisan sebelumya mengenai perjuangan akan penderitaan yang memacu kita untuk mengatasi penderitaan,
dimana dikenal bahwa "Hidup adalah Berjuang karena Hidup adalah Perjuangan". Perjuangan disini kita bahas juga mengenai usaha untuk mencapai cita-cita tersebut agar bagaimana cita-cita itu tidak hanya sebagai angan - angan. Perjuangan dapat dilakukuan bersifat fisik atau pikiran (rohani). Tanpa Usaha dan Perjuangan tidak akan membawa manusia kepada kemakmuran dan kesejahteraan, tidak hanya itu tanpa usaha dan perjuangan pun bisa menjatuhkan martabat dan harkat. Untuk bekerja keras dalam usaha da perjuangan manusia dibatasi akan kemampuannya, justru karena keterbatasannya itulah manusia dituntut untuk dapat saling bekerja sama selain untuk mempererat tali persaudaraan.
Percayalah tidak ada yang sia - sia akan perjuanganmu selama tidak terlepas engkau menggantungkan semua yang telah engkau perjuangankan, usahakan pada tangan Tuhan. dikenal istilah "Ora Et Laora" (bekerja dan berdoa),


KEYAKINAN
Keyakinan dan Kepercayaan yang mendasaari akan pandangan hidup seseorang yang pada intinya dirangkum dala 3 aliran kategori

Naturalisme
Pandangan Hidup yang bersumber dari dan dilandasi oleh ajaran Tuhan melalui agama. Pandangan hidup ini meyakini bahwa Tuhanlah kekuasaa tertinggi.
Dan bagi yang mereka tidak percaya akan keberadaan Tuhan (Atheisme) mereka meyakini bahwa kebajikan adalah kebajikan natur dalam diri mereka dan menghasilkan pandangan hidup komunis.

Intelektualisme
Keyakinan Individu berasal dari akal sehingga kebenaran yang diterimanya dan ditelaahnya bersumber dari akal budi antara mana yang baik dan buruk. Pandangan hidup ini disebut Liberalisme, mereka yang berakal tinggi dapat menindas / menguasai mereka yang berakal rendah sehingga timbul berbagai kebebasan dalam tingkah laku meskipun itu
bertentangan dengan Hati nurani.

ada juga aliran kepercayaan yang mengabungkan keduanya yakni antara yang baik benar dan salah ditentukan melalui akal dan kebudayaan yang dikehendaki (kebajikan) dan dapat
diterima oleh hati nurani dengan semuanya itu adalah bersumber dari Tuhan Yang MahaEsa.

Jumat, 01 April 2011

Kejujuran dan Kecurangan

Jujur yang dikenal sebagai kunci dari perbaikan diri yang berupa instropeksi diri.
Dapat didefinisikan sebagai perilaku / tutur kata sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya
tanpa dibuat-buat dan rekayasa, tanpa ada dusta dan kebohongan.

maka Kejujuran adalah sifat yang akan menghasilkan sebuah sikap jujur.
Dengan Jujur seseorang tidak perlu merasakan ketakutan karena segala tingakah lakunya dan ucapannya adalah benar adanya maka dapatlah dikatakan orang tersebut orang benar.
Kejujuran senantiasa mendatangkan berkah, Orang yang jujur diberi amanah baik berupa harta (Surgawi), hak-hak dan juga rahasia-rahasia. Kejujuran Selalu membawa dampak positif dan terbaik.

Tidak sulit untuk melakukan Kejujuran, cukup menumbuhkan kesadaran moral yang tinggi pada nurani bersih diri sendiri dan mengatakan yang sebenarnya tanpa harus capek-capek merangkai suatu kebohongan.

Tidak sulit juga untuk mengetahui ketidakjujuran, karena pada dasarnya Tuhan Yang Maha Esa adalah Allah yang Mahapengasih dan Mahatau, tentunya ia mengetahui
jujur atau tidaknya seseorang. Berdasarkan pepatah kita tahu bahwa "Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga" tergambar bahwa kejujuran akan kebohongan itu akan datang sendiri pada akhirnya dan semakin orang berusaha menutupinya semakin terlihat jelas kebohongan itu.


Berbagai orang mungkin tidak berbuat jujur dengan alasan ingin memperkaya diri (korupsi), takut dan belum siap akan kenyataan yang harus dihadapinya, alasan sosial ekonomi
dan untuk mendidik (bila ditafsirkan secara positif walaupun sebenarnya tidak ada yang namanya tidak jujur untuk kebaikan). Bentuk kecurangan bisa berupa menipu, memeras, memanipulasi, memalsu.

Salah satu dampak hal bentuk dari ketidakjujuran adalah adanya kecurangan yakni hilangnya kejujuran dan ketulusan seseorang demi mencapai keegoisan guna mendapat lebihan kebutuhan materiil atau demi tercapainya kebutuhan-kebutuhan jangka pendek (jalan pendek untuk mendapat keuntungan lebih). Selain itu Kecurangan mendidik seseorang akan ketamakan perilaku yang tidak akan pernah puas dengan apa yang dimilikinya sehingga ia melakukan segala cara termasuk cara licik. Itulah Kecurangan yakni sifat yang menceminkan sifat curang.

Dengan curang akan menghilangkan rasa saling percaya dalam kehidupan masyarakat.
putusnya tali persaudaraan dan hilangnya rasa kasih sayang antar sesama dengan ini muncullah kebinasaan, egoisme, dan sifat ingin menang sendiri melahirkan sifat iri dengki dan selalu ingin lebih (tamak).

Sangat marak di Negeri yang tercinta ini berbagai Keadilan yang dipolitisasi kan. Dengan berbagai kasus misalnya penyuapan Jaksa untuk memperoleh keadilan bagi pihak tertentu
tanpa mengindahkan nilai dan norma sehari - hari yang berlaku, kegiatan untuk menekan, mengancam, mengintimidasi bagi penegak keadilan dengan kekuasaan pihak tertentu untuk
mereka mendapati keadilan, padahal pihak tersebut seharusnya jelas dinyatakan bersalah. dengan ini lambat laun akan menghancurkan kepercayaan masyarakat akan pemerintah
apalagi bila ditambahkan dengan kurangnya transparasi dalam pemerintahan.


Dengan berlakunya curang sadar tidak sadar menuntut seseorang untuk melakukan pembalasan atau bahkan memaafkannya (walaupun itu tidak mudah). Pembalasan yang dikenal sebagai reaksi atas perbuatan orang lain. apabila perbuatan itu menyenangkan / baik maka akan dilakukan pembalasan yang baik. Namun, apabila perilakunya jahat/curang/buruk. maka memotivasi seseorang untuk melakukan pembalasan yang jahat dan licik juga.

Kecurangan dapat berupa penuduhan, oleh karena itu bagi orang yang dituduh tidak perlu ragu dan takut mengembalikan nama baiknya (pemulihan nama baik) selama ia benar - benar jujur dan tidak bersalah. Nama Baik adalah Nama yang tidak tercela yang mana dikaitkan dengan perilaku atau tingkah laku. bagaimana moral dan aturan aturan guna mewujudkan dirinya sebagai pelaku moral yang baik sehingga didapatkannya lah nama baik. Akan tetapi, tidak heran juga nama baik didapat secara dibuat - buat tanpa kejujuran yang lebih digambarkan dengan "Cari Muka" atau 'Penjilat" yakni perbuatan yang ingin supaya dilihat baik oleh orang lain yang padahal itu hanyalah dusta, omong kosong, basa - basi belaka. Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya sesuai atau menyalahi aturan moral dan akhlak

Keadilan

KEADILAN dari penegakan nilai sehari - hari

Terbentuk dari kata "adil", adalah sikap yang tidak memihak atau sama rata, tidak ada yang lebih dan tidak ada yang kurang, tidak ada pilih kasih.

Namun ternyata saya berpendapat bahwa ternyata adil itu bukan hannya sekedar sama rata tanpa pilih kasih, memberikan sesuatu sesuai dengan hak. Begitu juga dengan kewajiban, dengan mengindahkan berbagai norma dan aturan dalam kehidupan sehari - hari makin menyempurnakan dan mempermudah kita untuk mengenal makna dari adil yang pada intinya dapat saya simpulkan bahwa diutamakan norma dan peraturan sehari -hari lah
yang dijunjung dalam keadilan, seseorang yang telah melakukan kewajibannya dalam norma diatur secara otomatis tentu akan mendapat haknya dengan begini tidak ada lagi
pilih kasih dan memihak. Serta tercakup berbagai makna lain mengenai pengertian adil itu sendiri.

Oleh karenannya untuk bisa menjadi adil itu tidaklah semudah membalikan telapak tangan, ukuran tiap individu mengenai apa itu adil sendiri berbeda - beda meskipun telah diatur dalam prosedur norma namun, seseorang belum tentu bisa berlaku seadil-adilnya tiap individu, berbeda pandangan mengukur keadilan sesuai kacamatanya sendiri.
hal ini lah yang membuat rancu mengenai adil.

Tentunya kita perlu menerapkan keadilan ini dalam lingkungan sesama (sosial) pencapaian tersebut dapat terwujud dengan ditumbuhkannya sikap suka menolong, menciptakan suasana kekeluargaan yang harmonis, bekerja keras dan menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak orang lain dengan menghargai segala hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kesejahteraan bersama. dengan demikian terbentuk suatu keadilan sosial yang mengarah pada pemerataan baik itu dalam segi material, rohani, jasmani guna menciptakan Indonesia Merdeka, karena tidak dapat dipungkiri Indonesia belum
merdeka sepenuhnya, belum merdeka dalam artian masih tertindas oleh kemiskinan dan kurangnya pemerataan. secara kasarnya "yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin" hal ini tentunya menjadi PR pemerintah pusat guna membebaskan rakyatnya dari lubang kemiskinan, oleh karena itu penting juga diberlakukan pemerataan.
Akan tetapi, bagaimana bisa pemerataan itu dilakukan tanpa ada usaha dan kerja sementara mungkin masih banyak penduduk yang kurang dalam pendidikan?

Langkah awalnya adalah dengan memberikan pendidikan memadai dan membuka berbagai kursus guna menyiapkan bekal berupa kemampuan untuk diterima di lapangan kerja,

langkah kedua dengan mendirikan berbagai lapangan kerja baru guna pemerataan tersebut.
serta langkah ke3 menjaga akan pemerataan itu.

hal ini tentunya tidak dapat dikerjakan sendiri oleh pihak pemerintah, maka diperlukan adanya kerjasama antara pemerintah dan warga untuk
mewujudkan dan menjaga keseimbangan pemerataan.

apalagi bila hal ini dilihat dari
keadilan segi moral , yakni dimana keadilan yang timbul karena penyesuaian untuk memberi tempat selaras bagi masyarakat yang mana mampu melaksanakan
fungsinya dengan baik sesuai kemampuannya.

keadilan akan hak dan kewajiban yang dijabarkan pada diatas secara nyata dijabarkan pada keadilan distributif.