Penalaran Induktif
Apabila dalam postingan blog untuk tugas softskill Bahasa Indonesia 2 sebelumnya saya sudah membahas
mengenai Penalaran Deduktif, maka pada postingan kali ini saya akan membahas
mengenai Penalaran Induktif. Masih dalam topic yang sama dimana dikenal
penalaran sebagai proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian, sehingga
terbentuk berbagai proposisi – proposisi baru atau proposisi sejenis dimana proposisi
yang dijadikan sebagai dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan
hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Penalaran Induktif adalah suatu penalaran guna menarik
kesimpulan berupa prinsip yang berpangkal dari peristiwa khusus berdasarkan
fakta khusus yang mana prosesnya dikenal sebagai induksi sebagai hasil
pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru
yang bersifat umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku
bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
Ada 3 jenis penalaran induksi, yaitu :
- Generalisasi
Pernyataan yang berlaku umum untuk
keseluruhan atau sebagian gejala awal peristiwa khusus guna mengambil sebuah
kesimpulan.
Contoh:
Bila dikatakan Sepeda Motor adalah
media transportasi, maka pengertian sepeda, motor dan media transportasi
merupakan sebuah hasil generalisasi. Dari berbagai tipe media transportasi
(masal dan pribadi) didapatkan sebuah gagasan mengenai media transportasi,
sedangkan media transportasi terlahir pula abstraksi yang lebih tinggi akan
berbagai alat transportasi.
Dari segi bentuknya Generalisasi
dibedakan menjadi loncatan induktif dan bukan loncatan induktif,
Generalisasi tanpa loncatan
induktif (Generalisasi tidak sempurna):
Dikataka tidak sempurna karena
fakta – fakta tidak cukup banyak memberi keyakinan sehingga mempersulit untuk
menyerang kembali. Namun, selama jumlah sampel yang diteliti terwakili dan
bervariasi serta dipertimbangkannya hal – hal yag menyimpang (kebiasaan) secara
umum maka prosedur pengujian kebenaran generalisasi masih dapat diuji dan
didapatkan.
Misalkan:
‘Hampir seluruh orang di Indonesia
menderita sakit Jantung.’
(untuk menyelidiki penyakit yang diderita orang Indonesia, maka dibutuhkan ratusan sample untuk menyimpulkannya.)
Generalisasi loncatan induktif
(Generalisasi Sempurna):
Terjadi dimana seluruh fenomena
menjadi dasar penyimpulan penyelidikan
Misal: sensus penduduk
- Analogi
Proses perbandingan dari dua hal
yang berlainan berdasarkan hal yang dianggap sama lalu ditarik sebuah
kesimpulan dari sebuah pendapat khusus dengan cara membandingkan kondisinya.
Tujuan dari analogi adalah untuk mengungkapkan kekeliruan dengan disusunnya
sebuah klarifikasi dan untuk meramalkan kesamaan.
Contoh:
Ketertarikan akan Planet Mars
karena persamaan dengan Planet Bumi. Mars dan Bumi masih menjadi anggota tata
surya. Mars dan Bumi memiliki atsmosfir yang sama. Temperaturnya juga masih
sama seperti Bumi. Jika di Planet Bumi ada mahkluk, maka tidaklah mungkin ada
makhluk hidup di Planet Mars.
- Kausal
Adalah paragraph yang dimulai
dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebuah penyebab, sampai pada
simpulan yang menjadi akibat. Tujuan Klausal berlangsung dalam tiga pola yakni:
- Sebab ke Akibat (dari peristiwa penyebab
dianggap sebagai kesimpulan sebagai dampaknya),
- Akibat ke Sebab (dari peristiwa
akibat dianggap sebagai penyebab yang mungkin menimbulkan
akibat)
- Akibat ke Akibat (dari akibat ke
akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang timbulkan
kesamaan akibat)
Contoh:
Pada Minggu pagi terjadi banjir
bandang. Sebelumnya memang daerah tersebut sering mendapat banjir kiriman.
Ditambah lagi dengan didirikannya bangunan – bangunan liar di pinggir kali. akibatnya
ratusan pedagang mengalami kerugian karena barang dagangannya rusak terendam
banjir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar