Penalaran yang mana adalah proses untuk berpikir yang
bertolak dari pengamatan empirik sehingga menghasilkan sejumlah konsep dan
pegertian dan nantinya terbentuk proposisi sejenis yang dijadikan dasar
penyimpulan (premis) diketahui benar atau salah sebagai hasil kesimpulan
(konklusi) dengan metode berfikir deduktif akan diterapkannya hal – hal umum
terlebih dahulu lalu kemudian dihubungnkan dengan bagian yang khusus. Hal ini
berkseinambungan dengan melihat penalaran deduktif yang berpangkal pada
peristiwa umum pada kebenaran yang diyakini dan berakhir di kesimpulan baru
yang sifatnya lebih khusus. Penalaran
deduktif tergantung pada premisnya, artinya premis yang salah mungkin akan
membawa kepada hasil yang salah. Faktor
– faktor dari penalaran deduktif diantaranya pembentukan teori, hipotesis,
definisi operasional, instrumen, operasionalisasi. Ciri utama dari penalaran
deduktif yaitu jika semua premisnya benar maka kesimpula juga pasti benar, dan
semua info pada kesimpulan sudah ada secara implisit.
Jenis Penalaran Deduktif dibedakan atas 4
jenis Silogisme
Silogisme
Kategorial
Silogisme
yang terjadi dari tiga proposisi
Kaedah
dalam silogisme kategorial adalah dimana silogisme harus terdiri dari 3 term
(mayor minor dan penengah) dan 3 premis (mayor, minor, kesimpulan). Dimana
ketika dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan sehingga bila
salah satu premisnya negatif, maka simpulan pasti negatif begitu juga
sebaliknya. Blai premisnya khusus simpulan akan bersifat khusus, dari premis
mayor khusus dan premis minor negatid tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh:
Semua
Ayah adalah Pria.
Heru
adalah Ayah.
Jadi,
Heru adalah Pria
Silogisme
Hipotesis
Silogisme
yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Premis
mayornya bersfat pengandaian (jika). Kaedah dalam slogisme hipotesis bahwa
menentukan kebenaran konklusinya bila premis – premis merupakan pernyataan yang
benar. Jadwal hukum silogisme hipotesis adalah ketika A terlaksana maka B
terlaksana juga begitu juga sebaliknya.
Atau bisa juga bila A tidak terlaksana maka B juga tidak terlaksana
begitu juga sebaliknya.
Contoh:
Jika
lapar, Saya makan banyak.
Saya
lapar
Jadi
saya makan banyak.
Silogisme
Alternatif
Silogisme
yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternative. Premis minornya
membenarkan salah satu alternativenya dan menolak alternative yang lain. Silogisme
ini ada dua macam, silogisme disyungtif dalam arti sempit dan silogisme
disyungtif dalam arti luas. Silogisme disyungtif dalam arti sempit mayornya
mempunyai alternatif kontradiktif, konklusi yang dihasilkan selalu benar
apabila prosedur penyimpulannya valid, sementara Silogisme disyungtif dalam
arti luas premis mayomya mempunyai alternatif bukan kontradiktif bila premis
minor mengakui salah satu alternatif konklusinya sah.
Contoh:
Ia
diterima atau ditolak.
Ia
diterima
Ternyata
ia tidak ditolak.
Entimen
Silogisme
yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan, premis ini jarang ditemukan
pada tulisan / lisan. Entimen merupakan silogisme yang diperpendek.
PU:
Semua A = B: Manusia pernah berbuat salah.
PK:
Siska adalah manusia
S:
Siska pernah berbuat salah.
Ada 2 cara dalam penarikan simpulan dalam penalaran
deduktif, yang pertama penarikan simpulan secara langsung yang mana
diperoleh dari satu premis dalam menghasilkan pernyataan baru.
1.
Semua S adalah P. (premis)
Sebagian P adalah S. (simpulan)
Contoh: Semua mahasiswa berambut pajang.
(premis)
Sebagian yang berambut panjang
adalah mahasiswa. (simpulan)
2.
Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh: Semua mahasiswa terdaftar di data
mahasiswa. (premis)
Tidak satu pun mahasiswa tidak
terdaftar di data mahasiswa. (simpulan)
3.
Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Semua S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh: Tidak seekor pun ayam adalah hewan
mamalia. (premis)
Semua ayam adalah bukan hewan
mamalia. (simpulan)
4.
Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu-pun S adalah tak P. (simpulan)
Tidak satu-pun tak P adalah S. (simpulan)
Contoh: Semua kucing adalah hewan mamalia.
(premis)
Tidak satu pun kucing adalah
bukan hewan mamalia. (simpulan)
Tidak satupun yang bukan mamalia adalah
kucing. (simpulan)
Cara
kedua yakni penarikan simpulan secara tidak langsung dengan silogisme dan
entimen seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Silogisme:
Semua Makhluk Hidup bernafas
Manusia adalah Makhluk Hidup
Jadi, semua Manusia bernafas.
Entimen:
Semua
Programmer adalah orang yang membuat program.
Ricko
adalah seorang Programmer
Ricko
adalah orang yang yang membuat program.
Ricko
adalah Programmer, orang yang membuat program.
Contoh
Paragraf Deduktif
Perokok
pasif cenderung lebih berbahaya bila dibandingkan dengan perokok aktif. Hal ini pun sudah dibuktikan dengan berbagai
survei yang dilakukan untuk menganalisa tingkat kecederungan perokok pasif yang
sering berada di lingkungan para perokok aktif. Konsentrasi zat berbahaya di
dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap melalui asap
rokok perokok aktif tidak terfilter.
Hal
ini tidak berarti para perokok aktif tidak akan terkena kecenderungan mengidap
berbagai penyakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar