Jumat, 29 Oktober 2010

BAB VI Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat

Massa dan Ciri - Cirinya

Tidak asing kita mendengar kata Massa dalam telinga kita. Contoh kasus yakni, Informasi melalui Media Massa, Pejabat itu mendapat dukungan dari massa nya, untuk berdemonstrasi diperlukan massa sebanyak-banyaknya.
melalui contoh diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud massa disini adalah Individu - individu yang berkumpul dan membentuk suatu kesatuan dengan tujuan tertentu yang seragam. Tentunya tidak mudah untuk mengontrol massa, karena berpotensi besar menimbulkan suatu masalah / konflik dalam massa itu sendiri seperti pergolakan dalam tubuh masa itu sendiri, ketidak sukaan bahkan ketidakpercaayaan oleh karena kurangnya transparasi di massa tersebut.

hubungan massa dengan Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat yakni tidak mungkin kan, dalam suatu massa terdapat status yag sama? tentu ada penggolongan (stratifikasi) antar suatu individu dengan individu lainnya. berbicara tentang stratifikasi tentunya berkaitan erat dengan Status.


Ciri - ciri masa menurut hasil kesimpulan saya atas pemaparan diatas adalah :
  • Merupakan suatu kumpulan dari individu - individu
  • Mempunyai suatu tujuan tertentu yang sama
  • Berpotensi menimbulkan konflik



STUDI KASUS

Kemiskinan Sebagai Isu Global


Masalah kemiskinan dewasa ini bukan saja menjadi persoalan bangsa Indonesia. Kemiskinan telah menjadi isu global dimana setiap negara merasa berkepentingan untuk membahas kemiskinan, terlepas apakah itu negara berkembang maupun sedang berkembang.

Tokoh yang dianggap bapak ilmu ekonomi modern, Adam Smith pada saat meluncurkan buku babonnya An Inquiry into The Wealth of Nations tahun 1776 menyebut bahwa, “Tidak ada masyarakat yang benar-benar bisa berkembang dan senang apabila kebanyakan diantaranya miskin dan tidak bahagia?. Tokoh ekonomi pembangunan Todaro dalam buku Economic Development (2003), menyebutkan bahwa kemiskinan dan kesenjangan merupakan permasalahan utama pembangunan. Tokoh sosial lainnya Juan Somavia dalam United Nations World Summit for Social Development, tahun 1995 menyatakan bahwa persoalan yang tidak akan pernah selesai di abad 21 ini adalah bagaimana mengurangi kemiskinan.

Negara sedang berkembang di sebagian wilayah Asia dan Afrika, sangat berurusan dengan agenda pengentasan kemiskinan. Sebagian besar rakyat di kawasan ini masih menyandang kemiskinan. Sementara bagi negara maju, mereka pun sangat tertarik membahas kemiskinan. Ketertarikan itu karena kemiskinan di negara berkembang berdampak pada stabilitas ekonomi dan politik mereka.

Pada akhirnya kemiskinan menjadi “urusan? semua bangsa dan menjadi “musuh utama? (common enemy) umat manusia di dunia. Konsekuensinya kemiskinan dibahas semakin meluas intensif dan berkesinambungan dimanapun dan oleh siapapun.

Menurut laporan Human Development Report tahun 2005, jumlah penduduk miskin terbesar di Asia Tenggara adalah di Indonesia, yaitu sebesar 38,7 juta orang diikuti oleh Vietnam (17,38), Kamboja (13,01), dan Myanmar (10,84). Tingginya tingkat kemiskinan Indonesia, membuat negara ini memiliki kualitas sumber daya manusia (SDM) yang masih rendah. Dari data Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index/HDI), Indonesia menempati urutan 110, lebih rendah dibanding negara di Asia Tenggara lainnya seperti Singapura (25), Brunei (33), Malaysia (61), Thailand (73), dan Filipina (84).

http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=216&Itemid=76

Berbicara kemiskinan berbicara GNP (Gross National Product) yang adalah salah satu tolak ukur dari berbagai hal dipandang untuk menentukan apakah Negara tersebut termasuk ke Negara Maju, Negara Berkembang, Negara Sedang Berkembang. Bagaimana GNP bisa melaju dan meningkat, apabila tidak didorong oleh berbagai factor yang juga salah satu kesiapan dan kemantapan Sumber Daya Manusia. Serta kualitas administrasi birokrasi pemerintahan yang jujur adil transparan. Dapat dibayangkan suatu Negara sedang berkembang namun terhambat oleh karena pemerintahan yang cenderung korupsi. Bagaimana bisa perkembana tersebut melonjak. Begitu juga dengan SDM, bagaimana suatu Negara bisa dikatakan berkembang dan maju apabila Sumber Daya Manusia nya belum mampu menghasilkan apa -apa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar