Jumat, 23 November 2012

Ketika Seekor kuda yang tidak selamanya menjadi sahabat

Sebuah Tulisan.



Tulisan ini sebagaimana dibuat untuk pemenuhan tugas softskill mata kuliah Bahasa Indonesia. Pada Tulisan kali ini saya akan bercerita mengenai pengalaman saya sewaktu masih berada di tingkat sekolah dasar. Ada begitu banyak cerita di masa kecil saya namun satu diantaranya yakni cerita ini merupakan cerita yang tidak akan saya lupakan
Saya amat menyukai Kuda. Hewan mamalia berkaki empat ini selalu mempunyai nilai plus dalam penilaian saya akan ketertarikan diantara hewan lainnya. Kuat, gagah, elegan, macho  memperbanyak unsur estetika dari pendefinisian Kuda. Suatu pagi di pagi yang agak berbeda dengan pagi lainnya saat saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Hampir setiap sabtu pagi saya diajak oleh Ayah pergi ke Pacuan Kuda Pulomas. Dahulu ditempat tersebut selalu bisa dipastikan ramai setiap paginya, banyak pedagang – pedagang kaki lima berjejer layaknya sebuah pasar malam namun ini dikondisikan saat pagi hari. Sedangkan untuk malam harinya, daerah sekitar pacuan kuda tersebut digunakan sebagai area untuk belajar mengemudikan mobil. Selain untuk meluangkan waktu bersama keluarga (karena kami selalu pergi bersama setiap sabtu pagi ini dan ada ibu dan ketiga kakak saya) tujuan Ayah saya mengajak ke tempat tersebut untuk memenuhi ketertarikan saya terhadap kuda dan memang kebetulan lokasi pacuan kuda tersebut tidaklah begitu jauh dari rumah saya. Sehingga ditempuh menggunakan mobil pun tidak lebih dari 10menit.

Singkat cerita, saya, ayah saya, ibu saya, dan ketiga kakak saya pada hari sabtu tersebut sudah berada di pacuan kuda tersebut. Dan seperti biasa juga ketika sampai disana saya pun langsung merengek layaknya anak kecil untuk minta naik kuda yang mana terdapat banyak sekali  abang – abang penyewa jasa menunggang kuda (meskipun hanya memutar dan mengelilingi arena pacuan kuda saja dengan dituntun abangnya dengan berjalan kaki). 2  putaran serasa kurang untuk saya kembali merengek untuk meminta 3 putaran lagi untuk menunggangi kuda tersebut. Setelah selesai Ayah saya datang menghampiri saya untuk menjemput dan membayar uang kepada abang tersebut, saya mengamati dengan mengeliilingi kuda tersebut dan ketika saya berada persis dibelakang kuda dan kondisinya saai itu abang penyedia jasa menunggang kuda keliling tersebut lengah. Secara respon kuda itu menendang saya dan saya terpental hampir sejauh dua meter.dan itu terasa sangat menyakitkan dimana diketahui sebuah hewan yang tidak dapat mengontrol kekuatannya dan sesukanya dalam menggunakannya belum lagi ditambah dengan tapal sepatu kuda yang terbuat seperti lempeng logam / besi. Saya sempat sesak nafas yang kemudian langsung jatuh pingsan. Ketika sadar saya sudah berada di sebuah rumah sakit. Untung semuanya baik – baik saja dan ada sedikit tanda seperti tulang meneluk pada rongga dada saya,  saya berusaha menghilangkan bekas tanda ini dengan menggemukan badan saya namun belum pernah tercapai hingga saat ini dan badan saya pun masih kurus. Sedikit tips yang bisa saya berikan untuk pelajaran yakni: jangan terlalu dekat ketika berada di belakang kuda karena Anda tidak tahu apa yang bisa dan apa yang akan dilakukan kuda tersebut kepada Anda.
Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar