Sebuah Tulisan
Mutlak ada dalam setiap pribadi individu tertanam
sifat ego yang berhubungan dengan konsep diri.
Pribadi yang unik terbentuk dari ego yakni bagian yang terogranisir
realistis berkenaan dengan moral.
Secara umum penyebab umum sifat egoisme tumbuh pesat
dan besar dalam diri seseorang terutama ditentukan dari bagaimana dia
diperlakukan orangtua semenjak masih kecil dan dalam proses perkembangan
dirinya. Seseorang yang terlalu dimanjakan dimulai dari usia dini cenderung
lebih memiliki sifat egoisme yang tinggi. Hal ini dikarenakan adanya pandangan
dari anak tersebut bahwa setiap keinginannya pasti selalu dipenuhi oleh
orangtuanya, maka pada prosesnya juga akan tertanam bahwa segala hal yang diinginkannya
harus terpenuhi. Sehingga tidak jarang individu ini terlalu mementingkan diri sendiri
untuk terpenuhinya keinginan tersebut.
Hal yang berkesinambungan dengan konteks
bagaimana perhatian didapat oleh anak juga bisa berupa bagaimana dia mendapat
perlindungan dari orangtuanya. Tentunya setiap orang tua tentu ingin memberi
yang terbaik untuk anaknya apalagi dalam hal perlindungan namun tanpa disadari
memberikan perlindungan yang berlebihan (bahkan hingga overprotektif) juga menurut saya kurang signifikan. Secara
tidak langsung membuat individu atau anak tadi menjadi tipikal manusia manja
sertta tidak dapat dipungkiri dapat menumbuhkan sifat egois yang tinggi. kurang
dalam hal memberikan perhatian terhadap anak juga berdampak buruk pada perkembangan
diri seseorang yang mana nantinya terbiasa untuk mencari perhatian di luar
lingkungan primernya baik itu dengan bentuk kekerasan (violence) ataupun bukan
dalam bentuk kekerasan (non-violence) dengan tujuan terpenting adalah dirinya
diperhatkan, dihargai tanpa memikirkan cara pencapaiannya meskipun itu
menggunakan sifat egois. Maka saran
saya perlu diperhatikan dalam kadar atau ukuran porsi dalam memberikan
perhatian dan perlindungan kepada anak.
Menurut saya sifat egoisme ini tidak akan bisa dihilangkan,
cara yang bisa dilakukan hanyalah bagaimana kita mengurangi sifat egois ini.
Sifat ego bukanlah suatu kekurangan dalam diri manusia namun juga bukan
kelebihan dari diri manusia. Ini semacam pelengkap dalam suatu kompleksitas
kesempurnaan manusia. Tinggal bagaimana kita mengaturnya dalam menggunakannya
berdasarkan waktu, keadaan, situasi, dan kondisi. Dapat dicontohkan seperti
ini;
dalam sebuah ujian seorang mahasiswa dengan waktu
ujian terbatas tidak sempat memikirkan temannya yang ingin mencontek atau
meminta jawaban (apalagi menerangkan) hal ini tidaklah salah ketika harus
menggunakan ego karena situasi tepat yakni dalam ujian yang mana bukan hanya
akan mendapat sanksi apabila tertangkap basah pengawas selain itu juga
membodohi teman sendiri karena ujian menguji tolak ukur ketidakpahaman
seseorang akan materi yang diberikan, ketika tidak paham mungkin bisa menjadi
bahan pelajaran. Apabila ingin menerangkan tentunya adalah sebelum ujian ketika
situasinya adalah dalam kerja kelompok atau belajar kelompok. Tentunya berbeda
juga situasinya dalam belajar kelompok dan kerja kelompok dimana kita harus
membaur kerja bersama mengurangi individualitas sehingga bukan saja hasil yang
maksimal atas kerja kelompok namun setiap anggota kelompok juga menjadi paham
akan materi maupun teknis dari hasil kerja kelompok tersebut.
Akhir kata, selamat menggunakan sifat ego dengan
bijak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar