Jumat, 01 April 2011

Kejujuran dan Kecurangan

Jujur yang dikenal sebagai kunci dari perbaikan diri yang berupa instropeksi diri.
Dapat didefinisikan sebagai perilaku / tutur kata sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya
tanpa dibuat-buat dan rekayasa, tanpa ada dusta dan kebohongan.

maka Kejujuran adalah sifat yang akan menghasilkan sebuah sikap jujur.
Dengan Jujur seseorang tidak perlu merasakan ketakutan karena segala tingakah lakunya dan ucapannya adalah benar adanya maka dapatlah dikatakan orang tersebut orang benar.
Kejujuran senantiasa mendatangkan berkah, Orang yang jujur diberi amanah baik berupa harta (Surgawi), hak-hak dan juga rahasia-rahasia. Kejujuran Selalu membawa dampak positif dan terbaik.

Tidak sulit untuk melakukan Kejujuran, cukup menumbuhkan kesadaran moral yang tinggi pada nurani bersih diri sendiri dan mengatakan yang sebenarnya tanpa harus capek-capek merangkai suatu kebohongan.

Tidak sulit juga untuk mengetahui ketidakjujuran, karena pada dasarnya Tuhan Yang Maha Esa adalah Allah yang Mahapengasih dan Mahatau, tentunya ia mengetahui
jujur atau tidaknya seseorang. Berdasarkan pepatah kita tahu bahwa "Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga" tergambar bahwa kejujuran akan kebohongan itu akan datang sendiri pada akhirnya dan semakin orang berusaha menutupinya semakin terlihat jelas kebohongan itu.


Berbagai orang mungkin tidak berbuat jujur dengan alasan ingin memperkaya diri (korupsi), takut dan belum siap akan kenyataan yang harus dihadapinya, alasan sosial ekonomi
dan untuk mendidik (bila ditafsirkan secara positif walaupun sebenarnya tidak ada yang namanya tidak jujur untuk kebaikan). Bentuk kecurangan bisa berupa menipu, memeras, memanipulasi, memalsu.

Salah satu dampak hal bentuk dari ketidakjujuran adalah adanya kecurangan yakni hilangnya kejujuran dan ketulusan seseorang demi mencapai keegoisan guna mendapat lebihan kebutuhan materiil atau demi tercapainya kebutuhan-kebutuhan jangka pendek (jalan pendek untuk mendapat keuntungan lebih). Selain itu Kecurangan mendidik seseorang akan ketamakan perilaku yang tidak akan pernah puas dengan apa yang dimilikinya sehingga ia melakukan segala cara termasuk cara licik. Itulah Kecurangan yakni sifat yang menceminkan sifat curang.

Dengan curang akan menghilangkan rasa saling percaya dalam kehidupan masyarakat.
putusnya tali persaudaraan dan hilangnya rasa kasih sayang antar sesama dengan ini muncullah kebinasaan, egoisme, dan sifat ingin menang sendiri melahirkan sifat iri dengki dan selalu ingin lebih (tamak).

Sangat marak di Negeri yang tercinta ini berbagai Keadilan yang dipolitisasi kan. Dengan berbagai kasus misalnya penyuapan Jaksa untuk memperoleh keadilan bagi pihak tertentu
tanpa mengindahkan nilai dan norma sehari - hari yang berlaku, kegiatan untuk menekan, mengancam, mengintimidasi bagi penegak keadilan dengan kekuasaan pihak tertentu untuk
mereka mendapati keadilan, padahal pihak tersebut seharusnya jelas dinyatakan bersalah. dengan ini lambat laun akan menghancurkan kepercayaan masyarakat akan pemerintah
apalagi bila ditambahkan dengan kurangnya transparasi dalam pemerintahan.


Dengan berlakunya curang sadar tidak sadar menuntut seseorang untuk melakukan pembalasan atau bahkan memaafkannya (walaupun itu tidak mudah). Pembalasan yang dikenal sebagai reaksi atas perbuatan orang lain. apabila perbuatan itu menyenangkan / baik maka akan dilakukan pembalasan yang baik. Namun, apabila perilakunya jahat/curang/buruk. maka memotivasi seseorang untuk melakukan pembalasan yang jahat dan licik juga.

Kecurangan dapat berupa penuduhan, oleh karena itu bagi orang yang dituduh tidak perlu ragu dan takut mengembalikan nama baiknya (pemulihan nama baik) selama ia benar - benar jujur dan tidak bersalah. Nama Baik adalah Nama yang tidak tercela yang mana dikaitkan dengan perilaku atau tingkah laku. bagaimana moral dan aturan aturan guna mewujudkan dirinya sebagai pelaku moral yang baik sehingga didapatkannya lah nama baik. Akan tetapi, tidak heran juga nama baik didapat secara dibuat - buat tanpa kejujuran yang lebih digambarkan dengan "Cari Muka" atau 'Penjilat" yakni perbuatan yang ingin supaya dilihat baik oleh orang lain yang padahal itu hanyalah dusta, omong kosong, basa - basi belaka. Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya sesuai atau menyalahi aturan moral dan akhlak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar